Tawassul Yang Boleh dan Yang Terlarang
#IndonesiaBertauhid
-Tawassul secara bahasa artinya mencari wasilah/sarana
-Tawassul secara syariat artinya: mengambil wasilah/sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar doa atau ibadah lebih mudah diterima sesuai dengan panduan syariat [1]
-Ahli tafsir Qatadah menjelaskan bawah wasilah itu dengan ketaatan dan amal yang diridhai Allah [2]
-Tawassul ada tiga macam:
1. Tawassul yang sunnah
2. Tawassul yang bid’ah (tidak ada ajarannya)
3. Tawassul yang syirik
-Tawassul yang sunnah adalah yang ada syariatnya dan dalilnya, yaitu
1. Tawassul dengan amal shalih
Sebagaimana kisah 3 orang yang terkurung dalam goa dan masing-masing berdoa dengan menyebutkan amal shalih yang pernah dilakukan dengan ikhlas dulunya [3]
Mungkin anda pernah melakukan amal yang ikhlas dan berusaha disembunyikan maka bisa dijadikan wasilah, berdoa dengan menyebutnya
2. Tawassul dengan nama dan sifat Allah yang Mulia [4]
Menyebutnya ketika berdoa atau beribadah yang sesuai dengan kondisi, misalnya:
Ya Ar-Rahman ya Ar-Rahim ketika meminta rahmat
Ya Mujibas saa-iliin ketika berharap dikabulkan doa
3. Tawassul dengan iman dan tauhidnya [5]
4. Tawassul dengan doa orang shalih YANG MASIH HIDUP
karena orang yang sudah mati sudah tidak punya kuasa apa-apa dan terpisah alam barzakh (pemisah).
Umar bin Khattab (dan para sahabat) meminta doa kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika masih hidup, ketika meninggal umar minta didoakan oleh paman Nabi yaitu Al-Abbas [6]
-Tawassul yang bid’ah yaitu tidak ada ajaran dan dalilnya
1. Tawassul dengan “kedudukan Nabi”
Haditsnya tidak shahih dan bathil [7]
2. Tawassul dengan menyebut nama orang lain atau kedudukan makhluk
Misalnya: Aku memohon kepada Allah dengan kedudukan syaikh Fulan, dengan nama Syaikh Fulan
3. Tawassul dengan zat dari makhluk
misalnya air liur syaikh, rambut syaikh
Hal ini hanya boleh khusus bagi Nabi shallallahu alaibi wa sallam saja
Karena Abu Bakar dan sahabat yang mulia tidak diperlakukan demikian, dicari rambut atau air liurnya untuk wasilah
4. Tawassul dengan beribadah di dekat kuburan
Karena kuburan bukan tempat ibadah [8]
-Tawassul yang syirik
yaitu menjadikan orang YANG SUDAH MATI sebagai wasilah/pengantar doa kepada Allah
misalnya: Ya Abdul Qadir Jaelani, mohonkanlah kepada Allah untuk kami
Karena ini perbuatan orang kafir quraisy, menjadikan berhala sebagai wasilah doa kepada Allah [9]
Demikian semoga bermanfaat
@Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar – Sabalong Samalewa
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Footnote:
[1] Inilah maksud ayat:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺑْﺘَﻐُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻮَﺳِﻴﻠَﺔَ ﻭَﺟَﺎﻫِﺪُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” [Al-Maa-idah: 35]
[2] Beliau berkata:
ﺗَﻘَﺮَّﺑُﻮْﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺑِﻄَﺎﻋَﺘِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﺮْﺿِﻴْﻪِ
“Mendekatlah kepada Allah dengan mentaati- Nya dan mengerjakan amalan yang diridhai- Nya. (Tafsii Ath-Thabari IV/567)
[3] Orang pertama bertawassul dengan amal shalihnya berupa memelihara hak buruh. Orang ke dua bertawassul dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Sedangkan orang ke tiga bertawassul dengan takutnya kepada Allah Ta’ala, sehingga menggagalkan perbuatan keji yang hendak dia lakukan. Akhirnya Allah Ta’ala membukakan pintu gua itu dari batu besar yang menghaanginya, hingga mereka bertiga pun akhirnya selamat. (HR.Muslim 7125)
[4] Allah berfirman,
ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟْﺄَﺳْﻤَﺎﺀُ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰٰ ﻓَﺎﺩْﻋُﻮﻩُ ﺑِﻬَﺎ
“Hanya milik Allah Asma-ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma-ul Husna itu .” [Al-A’raaf: 180]
[5] Allah berfirman,
ﺭَّﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻨَﺎ ﺳَﻤِﻌْﻨَﺎ ﻣُﻨَﺎﺩِﻳﺎً ﻳُﻨَﺎﺩِﻱ ﻟِﻺِﻳﻤَﺎﻥِ ﺃَﻥْ ﺁﻣِﻨُﻮﺍْ ﺑِﺮَﺑِّﻜُﻢْ ﻓَﺂﻣَﻨَّﺎ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﺫُﻧُﻮﺑَﻨَﺎ ﻭَﻛَﻔِّﺮْ ﻋَﻨَّﺎ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻨَﺎ ﻭَﺗَﻮَﻓَّﻨَﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻷﺑْﺮَﺍﺭِ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu),’Berimanlah kamu kepada Tuhanmu’. Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.” (Qs.Ali-Imran:193)
[6] ‘Umar bin Al Khattab kepada Al ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib, paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meninggal dunia,
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧَّﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺘَﻮَﺳَّﻞُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺑِﻨَﺒِﻴِّﻨَﺎ ﻓَﺘَﺴْﻘِﻴﻨَﺎ ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺘَﻮَﺳَّﻞُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺑِﻌَﻢِّ ﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎ ﻓَﺎﺳْﻘِﻨَﺎ
“ Ya Allah, sesungguhnya kami bertawassul kepada-Mu lewat perantaraan Nabi-Mu, maka turunkanlah hujan pada kami. Dan sekarang kami bertawassul kepada-Mu lewat perantaraan paman Nabi kami, maka turunkanlah pula hujan pada kami. ” (HR. Bukhari no. 1010).
[7] Haditsnya bathil:
ﺇِﺫَﺍ ﺳَﺄَﻟْﺘُﻢُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻓَﺎﺳْﺄَﻟُﻮْﻩُ ﺑِﺠَﺎﻫِﻲْ , ﻓَﺈِﻥَّ ﺟَﺎﻫِﻲ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻈِﻴْﻢٌ .
“Jika kalian hendak memohon kepada Allah, maka mohonlah kepada-Nya dengan kedudukanku, karena kedudukanku di sisi Allah adalah agung.”
[8] Sudah kami bahas di sini:
Kuburan Bukan Tempat Ibadah, Masjid Jangan Sampai Sepi & Kuburan Malah Ramai
[9] Allah Ta’ala berfirman:
َ ﻣَﺎ ﻧَﻌْﺒُﺪُﻫُﻢْ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻴُﻘَﺮِّﺑُﻮﻧَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺯُﻟْﻔَﻰٰ
“Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” [Az-Zumar: 3] [19]
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/tawassul-yang-boleh-dan-yang-terlarang.html